Nyatanya tidak ada yang berbeda, juga setia merupakan barang langka
** Duhai Pemiliknya, ampuni untuk air mata yang selalu jatuh ini. Hanya
Engkau yang Maha Tahu perihal perasaan dan betapa rapuhnya hatiku ini. jika kebahagiaannya itu tidak ada padaku maka hamba akan ikhlas, Maka duhai, Engkau Maha Melihat bahwa aku akan mencintainya dalam sendiriku saja. Engkau Maha Tahu aku akan memeluk
duri sekalipun dalam perasaan ini. Maka sungguh hanya padaMu ku
sandarkan segalanya. Hatiku, ragaku.**
Terasa ada, tapi seperti tiada. Cintamu
Ah sesungguhnya…
Bukannya jauh, bukan juga tiada
Aku hanya sering mengira kebaikanmu
adalah hatimu yang mencintaiku
Aku sering lupa,
Hatimu memang hati yang baik kepada siapapun..
Maka semestinya, aku cukup tahu diri
Untuk tidak begitu bermimpi
Hingga bila lagi, aku merasa “besar rasa”
Tolong bangunkanku dari khayalku..
***
Karena jangka waktu dan sebesar apapun berusaha – Mungkin cinta bukanlah hal yang bisa di paksakan. Bukan? nyatanya kau masih mencari yang lain menyadarkan aku bahagiamu bukan padaku
setidaknya aku yang bukan sesiapa bagimu, bisa melihat betapa aku sudah melampaui batas dalam hidupmu.
At my room, saat aku berharap ada sela malam yang memberiku sedikit saja rasa nyenyak. :'(