Berbait Sungguh Rumit

Aku menceritakan sebait kisah gadis yang sudah menentukan jalan pilihannya, dia berjalan melangkah dengan alunan keyakinan rangkaian impian dalam genggaman tangan bahwa dia bisa sampai pada tujuan lalu ragu dan jatuh akan keyakinan. 

Keyakinan itu gugur karena terlalu yakin akan berhasil, bisa? iya bisa, Merasa sudah di permudah lalu takut akan kehilangan lalu ragu kemudian kehilagan kepercayaan diri. Jatuh semudah itu bangkitpun sulit, iya sesulit itu untuk bangkit. 

Ini cerita tentang apa? tentang hati yang sedang jatuh cinta, tentang aku yang berkali-kali jatuh cinta lalu jatuh sakit lalu bangkit, kali ini apakah bisa bertahan, kali ini apakah manis di depan saja, kali ini apakah akan terus jatuh cinta, sedang kamu tidak suka kalau kamu terlalu jatuh cinta.

Who is hurt you? Me! I Overthinking. 

Tau apa yang aku takutkan yaitu di khianati oleh orang yang benar-benar kita sayangi, di khianati cinta,  bergerak seperti mendukung, Diam - Siap seperti menikung, kejam memang? iya karena cinta memang melumpuhkan logika manusia untuk membedakan ragam asli setiap inci warna.

Yes, di posisi ini aku sulit hanya sekedar untuk memahami rasa, karena aku berjalan sendiri, berdayuh sendiri, tidak ada tempat bercerita bahwa aku menjalin cinta dengannya, kali ini aku benar-benar harus menyembunyikan rahasia dalam rahasia, dia yang aku usahakan dalam do'a dalam diam yang terlarang akhirnya malah datang. 

Bait demi bait puisi indah terangkai namun tidak bersusun rapi berisi intonasi, ya berantakan karena ingin menepi tetapi tepiannya masih di empunya, apa yang membuat aku terisak beberapa hari ini? Bisa jadi karena tdk memiliki tepian untuk menepi, bisa jadi karena tidak diberikan kepastian, bisa jadi karena takut akan kehilagan, ada satu kutipan yang cukup membuat aku terhenti berharap untuk membuat pusisi indah nan syahdu " Tetaplah dibelakang dan biarkan semuanya berjalan mengikuti arus " iya hanya dengan kutipan itu aku terdiam berhenti berangan-angan untuk maju. 

Bersabar jangan tergesah-gesa kita lihat seberapa dia berani membangun kebahagiaan bersama, mari tenangkan diri, kini tiba di akhir tulisan ini aku tidak ingin melanjutkan kegalauan hati, iya jatuh cinta tidak di telapak tangan namun membangun hubungan yang sehat dan bahagia bersama tanggung jawabnya ada di telapak tangan kita. 

Mari kita sudahi kegalauan ini, mari kita sudahi sandiwara ini, mari kita sudahi kekesalan ini, mari kita nikmati yang ada, bersyukur dengan kehadirannya, bersyukur bahwa kita saling mencintai, bersyukur saling mendo'akan untuk di jodohkan hingga ke syurga. 

Terimakasih 2022, Januari sungguh indah, penuh kejutan serta kebahagiaan, terimakasih yang tercinta (kamu) sudah merawat dengan rasa bangga, mari bersama-sama membangun ibadah terpanjang kita. Izinkan aku menjadi ma'mum mu hinggau kesana (?).

Postingan Populer